Monday, July 23, 2007

Aku & GPC ku


Aku seorang wanita, ya aku hanya seorang wanita
Aku sebagian kecil dari banyak wanita yang beruntung dipercayakan memimpin pelayanan pada sebuah organisasi Gereja.

Merunut sejarah 8 tahun silam, aku memulai peranan dengan porsi yang sangat kecil sekali. Untuk menjadi salah seorang singer saja, aku harus aktif sebagai anggota, ikut paduan suara kemudian di seleksi sebagai singer. Hal itu ku lalui selama berbulan-bulan.

Akhirnya aku masuk sebagai tim inti singer dan tim inti vokal group, hal ini sangat membanggakan mengingat sedikit orang yang terpilih. Aku yakin jika aku setia pada perkara kecil, maka Allah akan memberikan perkara besar bagi ku.

Dan ya! Tahun 2005, melalui proses Rapat Umum Anggota, aku terpilih sebagai Ketua. Saat itu aku begitu tidak yakin untuk memimpin, karena Ketua sebelumnya mengundurkan diri dari jabatannya yang hanya dia jalankan selama 3 bulan (mungkin). Kontroversi pengunduran diri ketua sebelumnya banyak meninggalkan bekas bagi anggota lainnya. Alhasil, penurunan secara kuantitaspun terasa begitu drastis. Kondisi keuangan organisasi kami pun berada dititik nadir.

Inilah saat dimana aku harus berpikir dan bekerja ekstra. Suatu malam aku datang kepada Tuhan. Kukatakan dengan sepenuh hati. "Tuhan, aku yakin apapun yang terjadi dalam hidupku semua karena rencana Mu, aku penuh keterbatasan, maka dari itu berikanlah aku hikmat sehingga aku dapat menunaikan tugas pelayanan ku"

Aku memohon petunjuk untuk memilih Dewan Pengurus. Bersama Tim Formatur lainnya kami resmi mengumumkan 8 orang Pengurus. Pentahbisan dihadapan ratusan jemaat lainnya, sangatlah luar biasa. Inilah moment dimana aku memutuskan untuk melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Rapat Pleno pun kami anggarkan di kawasan TMII, Puji Tuhan seluruh fungsionaris Pengurus dan Dewan Pembina hadir. Disana kami menyusun program kerja selama 2 tahun serta budgeting anggaran.

Waktu terus berlalu, Tuhan mendengar doa ku dan doa pengurus lainnya. Natal 2005 menjadi titik balik kebangkitan organisasi kami. Banyak wajah baru bermunculan dan inilah puncak kas kami mengalami peningkatan. Aku semakin cinta dengan sahabat-sahabat ku.

"tidak seorangpun dapat menghadang riuhnya angin"

Benar saja, Juli 2006 organisasi bergejolak. setiap orang merasa punya hak berbicara untuk mengkritisi pelayananku. Terkadang menurutku penilaian mereka terlalu subyektif. Aku tidak dapat membendung pendapat mereka tentang aku. Aku hanya berserah kepada Tuhan!! Tapi aku juga tidak bisa tinggal diam. Aku benci dengan ketidak adilan, aku benci dengan kemunafikan! Terlalu banyak orang berkedok "tuhan" dirumah Tuhan. Terkadang aku tidak kuat, tapi aku bersyukur Tuhan tidak membiarkan rasa sedihku larut terlalu lama. Ia tetap menuntun aku sampai garis akhir.

Ya! aku sudah demisioner, terlalu banyak kisah suka dan duka yang aku lalui bersama GPC ku. kala itu aku berfikir aku tidak akan menanggung beban yang berat lagi seperti saat aku menjabat sebagai Ketua. Tapi rasanya aku salah! Dipercayakannya aku sebagai Dewan Pembina pun masih mengundang rasa 'kekesalan' bagi sebagian orang. Aku tidak pernah meminta posisi ini tapi bukan berarti aku menolak - dan memang aku tidak menolak, berbeda dengan apa yang disampaikan oleh ybs kepada pengurus lainnya.


Juli 23,2007:


Saat mendengar berita seorang teman.
Sibuk bercerita negatif tentang diri ku
Sibuk berbagi kisah mengadili ku.
Sibuk menjadi hakim atas hidup ku.
Aku bertanya pada hati ku: "Apa yang sebaiknya aku lakukan?"

Tuhan menjawab melalui hati ku:

" Ikhlas saja atas apa yang terjadi."
"Lalu, bersyukurlah kepada Tuhan"
"Mohon kejadian tersebut membuat diriku kuat"

"Semakin kuat untuk meneruskan perjalanan"
"Semakin kuat untuk terus berkarya"
"Semakin kuat untuk terus melayani Dia"
"Karena diperlukan kekuatan"
"Kekuatan yang besar untuk terus memuliakan nama Nya"

Tuesday, July 17, 2007

Indonesia ku, Indonesia kamu juga!


Njrit......!!
Gw emang demen bola dari jaman bola itu kotak... upss gak ada yak :)
Yg gak pernah gw tinggalin utk menyaksikan pertandingannya adalah AC MILAN, sejak dikomandoi oleh Roberto Baggio

Tapi gw sakit hati dan berhenti nonton bola ketika gw menyaksikan pertandingan Indonesia vs Malaysia.
Saat Kurnia Sandi sang kiper, petantang petenteng mengambil bola, berputar putar, lalu berteriak teriak menginstruksikan pemain back nya untuk mundur. Lalu dia memantul mantulkan bola sebanyak 3 kali sembari menunda waktu. Saat dia sudah merasa timing yg tepat untuk melempar bola.....
Sekuat tenaga ia hempaskan, bola melambung tinggi dannnnnnnnnnnnn,,,,,,,,,,,,, BAH!!!! ntu bola malah dia kasih ke striker Malaysia... alhasil Indonesia dipermalukan 4-0 ....Pria yang Bodoh!!

Ya, sudahlah....emang orang kita yang penting aksi bung! hasil belakangan hehehehe

Tapi rasa sakit hati gw beberapa tahun lalu terobati dengan pertandingan Indonesia vs Arab di Gelora Bung Karno kemarin, setidaknya itu menjadi awal gw mulai mencintai team negeri sendiri.
Menurut gw permainannya tidak jelek, walaupun skill individu masih dibawah Arab namun koordinasi sudah terjalin. Rupanya mereka mulai sudah sehati, mungkin ini atas himbauan Ivan Colev sebagai pelatih, dan Ari Tulang sebagai koreografer menendang bola, yang mengharuskan mereka tidur bareng, mandi bareng, makan bareng untuk mencapai kesehatian :-))

Suasana di komplek gw malam itu pun begitu ramainya, persis seperti perayaan perkawinan orang betawi. Selalu saja terdengar teriakan beberapa lelaki, orangtua bahkan tangisan anak kecil yang kehabisan susu. Bercampur baur! ayam peliharaan emak gw yang jumlahnya banyak pun ikut-ikutan berkotek. *Beneran ini bukan rekayasa* Menurut gw pertandingan malam itu sama menakjubkannya seperti saat Uruguay nyaris mengalahkan Brazil di Copa America.

Gw memang selalu mengunggulkan dan senang sekali menyemangati team underdock!, karena sebetulnya merekalah yg butuh perhatian ekstra *come to mama*.

Wakss buntu!, yah, inilah yang terjadi kalo gw lagi jobless..... tulisan gak jelas dan tak beralur *fiuhhh*