Monday, July 23, 2007

Aku & GPC ku


Aku seorang wanita, ya aku hanya seorang wanita
Aku sebagian kecil dari banyak wanita yang beruntung dipercayakan memimpin pelayanan pada sebuah organisasi Gereja.

Merunut sejarah 8 tahun silam, aku memulai peranan dengan porsi yang sangat kecil sekali. Untuk menjadi salah seorang singer saja, aku harus aktif sebagai anggota, ikut paduan suara kemudian di seleksi sebagai singer. Hal itu ku lalui selama berbulan-bulan.

Akhirnya aku masuk sebagai tim inti singer dan tim inti vokal group, hal ini sangat membanggakan mengingat sedikit orang yang terpilih. Aku yakin jika aku setia pada perkara kecil, maka Allah akan memberikan perkara besar bagi ku.

Dan ya! Tahun 2005, melalui proses Rapat Umum Anggota, aku terpilih sebagai Ketua. Saat itu aku begitu tidak yakin untuk memimpin, karena Ketua sebelumnya mengundurkan diri dari jabatannya yang hanya dia jalankan selama 3 bulan (mungkin). Kontroversi pengunduran diri ketua sebelumnya banyak meninggalkan bekas bagi anggota lainnya. Alhasil, penurunan secara kuantitaspun terasa begitu drastis. Kondisi keuangan organisasi kami pun berada dititik nadir.

Inilah saat dimana aku harus berpikir dan bekerja ekstra. Suatu malam aku datang kepada Tuhan. Kukatakan dengan sepenuh hati. "Tuhan, aku yakin apapun yang terjadi dalam hidupku semua karena rencana Mu, aku penuh keterbatasan, maka dari itu berikanlah aku hikmat sehingga aku dapat menunaikan tugas pelayanan ku"

Aku memohon petunjuk untuk memilih Dewan Pengurus. Bersama Tim Formatur lainnya kami resmi mengumumkan 8 orang Pengurus. Pentahbisan dihadapan ratusan jemaat lainnya, sangatlah luar biasa. Inilah moment dimana aku memutuskan untuk melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Rapat Pleno pun kami anggarkan di kawasan TMII, Puji Tuhan seluruh fungsionaris Pengurus dan Dewan Pembina hadir. Disana kami menyusun program kerja selama 2 tahun serta budgeting anggaran.

Waktu terus berlalu, Tuhan mendengar doa ku dan doa pengurus lainnya. Natal 2005 menjadi titik balik kebangkitan organisasi kami. Banyak wajah baru bermunculan dan inilah puncak kas kami mengalami peningkatan. Aku semakin cinta dengan sahabat-sahabat ku.

"tidak seorangpun dapat menghadang riuhnya angin"

Benar saja, Juli 2006 organisasi bergejolak. setiap orang merasa punya hak berbicara untuk mengkritisi pelayananku. Terkadang menurutku penilaian mereka terlalu subyektif. Aku tidak dapat membendung pendapat mereka tentang aku. Aku hanya berserah kepada Tuhan!! Tapi aku juga tidak bisa tinggal diam. Aku benci dengan ketidak adilan, aku benci dengan kemunafikan! Terlalu banyak orang berkedok "tuhan" dirumah Tuhan. Terkadang aku tidak kuat, tapi aku bersyukur Tuhan tidak membiarkan rasa sedihku larut terlalu lama. Ia tetap menuntun aku sampai garis akhir.

Ya! aku sudah demisioner, terlalu banyak kisah suka dan duka yang aku lalui bersama GPC ku. kala itu aku berfikir aku tidak akan menanggung beban yang berat lagi seperti saat aku menjabat sebagai Ketua. Tapi rasanya aku salah! Dipercayakannya aku sebagai Dewan Pembina pun masih mengundang rasa 'kekesalan' bagi sebagian orang. Aku tidak pernah meminta posisi ini tapi bukan berarti aku menolak - dan memang aku tidak menolak, berbeda dengan apa yang disampaikan oleh ybs kepada pengurus lainnya.


Juli 23,2007:


Saat mendengar berita seorang teman.
Sibuk bercerita negatif tentang diri ku
Sibuk berbagi kisah mengadili ku.
Sibuk menjadi hakim atas hidup ku.
Aku bertanya pada hati ku: "Apa yang sebaiknya aku lakukan?"

Tuhan menjawab melalui hati ku:

" Ikhlas saja atas apa yang terjadi."
"Lalu, bersyukurlah kepada Tuhan"
"Mohon kejadian tersebut membuat diriku kuat"

"Semakin kuat untuk meneruskan perjalanan"
"Semakin kuat untuk terus berkarya"
"Semakin kuat untuk terus melayani Dia"
"Karena diperlukan kekuatan"
"Kekuatan yang besar untuk terus memuliakan nama Nya"

Tuesday, July 17, 2007

Indonesia ku, Indonesia kamu juga!


Njrit......!!
Gw emang demen bola dari jaman bola itu kotak... upss gak ada yak :)
Yg gak pernah gw tinggalin utk menyaksikan pertandingannya adalah AC MILAN, sejak dikomandoi oleh Roberto Baggio

Tapi gw sakit hati dan berhenti nonton bola ketika gw menyaksikan pertandingan Indonesia vs Malaysia.
Saat Kurnia Sandi sang kiper, petantang petenteng mengambil bola, berputar putar, lalu berteriak teriak menginstruksikan pemain back nya untuk mundur. Lalu dia memantul mantulkan bola sebanyak 3 kali sembari menunda waktu. Saat dia sudah merasa timing yg tepat untuk melempar bola.....
Sekuat tenaga ia hempaskan, bola melambung tinggi dannnnnnnnnnnnn,,,,,,,,,,,,, BAH!!!! ntu bola malah dia kasih ke striker Malaysia... alhasil Indonesia dipermalukan 4-0 ....Pria yang Bodoh!!

Ya, sudahlah....emang orang kita yang penting aksi bung! hasil belakangan hehehehe

Tapi rasa sakit hati gw beberapa tahun lalu terobati dengan pertandingan Indonesia vs Arab di Gelora Bung Karno kemarin, setidaknya itu menjadi awal gw mulai mencintai team negeri sendiri.
Menurut gw permainannya tidak jelek, walaupun skill individu masih dibawah Arab namun koordinasi sudah terjalin. Rupanya mereka mulai sudah sehati, mungkin ini atas himbauan Ivan Colev sebagai pelatih, dan Ari Tulang sebagai koreografer menendang bola, yang mengharuskan mereka tidur bareng, mandi bareng, makan bareng untuk mencapai kesehatian :-))

Suasana di komplek gw malam itu pun begitu ramainya, persis seperti perayaan perkawinan orang betawi. Selalu saja terdengar teriakan beberapa lelaki, orangtua bahkan tangisan anak kecil yang kehabisan susu. Bercampur baur! ayam peliharaan emak gw yang jumlahnya banyak pun ikut-ikutan berkotek. *Beneran ini bukan rekayasa* Menurut gw pertandingan malam itu sama menakjubkannya seperti saat Uruguay nyaris mengalahkan Brazil di Copa America.

Gw memang selalu mengunggulkan dan senang sekali menyemangati team underdock!, karena sebetulnya merekalah yg butuh perhatian ekstra *come to mama*.

Wakss buntu!, yah, inilah yang terjadi kalo gw lagi jobless..... tulisan gak jelas dan tak beralur *fiuhhh*

Wednesday, July 04, 2007

Namaku, Demisioner!


Setelah waktu yang cukup panjang dan melelahkan dalam pergantian pengurus
Minggu, 1 Juli 2007, akhirnya, aku resmi demisioner.
Bangga, bebas dan rasa puas bercampur mengiringi prosesi laporan pertanggungjawaban ku. Setidaknya aku telah menunaikan tugas dan pelayanan ku.
Pergantian di ikuti dengan pemilihan ketua baru pun terjadi.

Kecewa, tentu!
Aku kecewa dengan dominasi hasil ketua terpilih, walaupun terpaut 2 angka.
Sebelumnya aku memang berniat mengundurkan diri dari rutinitas pelayanan di GPC, artinya aku tidak ingin terlibat secara aktif.

Aksi ku ini, ku pilih bukan karna aku tidak mendukung ketua terpilih.
Tapi ini sudah menjadi keputusan ku, siapapun yang terpilih kelak
with no bargain!

best

Friday, June 08, 2007

Smokers Get Tokers


Sad isn't knowing your life living on the edge by cigarettes.
I, not to mentioned me ;p firstly touched by this evil one when i joined high school.

----
Almost every Saturday night, me and my friends spent time at Mal's or Lembang Way
That time, if you want to be remember as 'anak gaul' you should be more acknowledge by the way you dress up - is it label or not, the way you pimp your ride, And of course holding 3 inch white tobacco package in your finger.

When the night running out, about 2.00 am. A young beautiful woman came to my way and she was offered me a package of cigarettes. I do remember the brand, AMiLd. A good friend of mine, flash her hand and took the package, then whispering "we should try this, in my room tonight,,, ok Des" without even saying yes, i nodded. That night we were learned to sucked the cigarette.

Then i realize, i have a wonderful voice to sing with. which is i knew it wouldn't be wonderful no more if i am a smokers then i quit smoking 3 months later. Unfortunately, a good friend of mine couldn't stopped and keep smoking.

----
Last week an SMS bell to my cell phone, it's an obituary "our beloved friend, died for lung cancer. she was suffered by cigarettes - and she's a good friend of mine"

so folks,
think about the risk you may holding tomorrow, life is too beautiful to be waste with......

regard,

Monday, May 14, 2007

What Would I Be, Without You?


Terkadang aku begitu serius memaknai hidup, aku mengkalkulasi setiap kebaikan dan keburukan yang aku perbuat karena aku sangat percaya dengan karma!
Intinya, aku yakin jika aku baik dengan orang maka orang juga akan baik kepada ku atau setidaknya orang lain lagi yang akan baik kepada ku.

Hari ini, aku mengkalkulasi apa yang telah ku perbuat bagi orangtua, terutama Mama ku. Sejenak aku berpikir, "Bagaimana jika Tuhan 'mengambil' nya begitu cepat? apa yang akan aku lakukan? akankah semangat untuk menjalani hidup tetap ada? Aku sangat mencintai dia."

Mama, ku gambarkan sebagai seorang yang tangguh!
Dia lahir sebagai satu-satunya perempuan dikeluarga Opung ku. Dulu, wanita dianggap tidak begitu penting dalam keluarga, sehingga dia hanya ditamatkan di bangku SMP kemudian dilanjutkan dengan kursus menjahit. Sedangkan abang-abangnya meraih gelar sarjana. Sebagai 'kembang desa' di desanya ;p, mama menjadi pujaan banyak pria. Sebut saja, beberapa karyawan, polisi bahkan pejabat desa pernah mengaguminya. Ketidak seriusan dalam menjalin hubungan harus berakhir pada sebuah perjodohan. Ya, Mama & Papa ku akhirnya menikah. Sembari berguyon, Mama sering bilang "Papa mu itu sama sekali bukan type Mama, Des! udah item, pendek, jelek, idup pula hahahaha...." aku hanya bisa tersenyum memperhatikan tawa Mama yang begitu lepas. Kenyataannya, dia sangat menghormati dan mengasihi Papa.

Mama yang paling banyak menanggung beban hidup keluarga, 80% biaya sehari-hari adalah hasil jerih payahnya. Dari menjahit Mama mampu menyekolahkan kami sampai jenjang yang paling tinggi. Jika musim kawin tiba, Mama harus bekerja sangat keras dikarenakan orderan kebaya yang sangat banyak. Energinya terkuras, dia terlihat lebih tua dari umur sebenarnya.

Setiap aku pulang dari kantor, Mama masih sempat menyiapkan aku makan malam. Padahal aku tahu, dia sama capek nya dengan aku, mungkin lebih karena harus pula mengurus suami, anak dan seorang cucu. Aku tidak pernah meminta, dia menyediakannya terlebih dahulu. Atau menunggu ku sampai larut malam jika aku belum juga pulang. Terkadang perhatiannya begitu berlebih, "Tuhkan, Mama jadi sakit gara-gara nunggu aku pulang" aku lupa, rasa sakit itu timbul karena khawatir menunggu kedatangan ku.


Now & forever, my mom is a hero........ and still
My heart begin to say: "What would i be, without you?"


Thursday, April 12, 2007

big NO NO

Aku selalu tersalut-salut dengan perempuan yang berani mengambil keputusan besar dalam hidupnya, terutama keputusan yang menyangkut masa depannya. Baik itu pindah kerja di luar kota/nagri, tinggal terpisah dari orangtua bahkan keputusan untuk mengakhiri masa lajangnya di usia muda (bukan gara-gara MBA ye ;p).

Nah, yang terakhir ini yang masih sangat sulit bagi ku untuk kompromi. Ok lah, kalau pindah kerja ke luar tempat kita dibesarkan, mungkin rasa kangen rumah, penyesalan akan terasa di 3 bulan pertama, sisanya akan terobati dengan teman baru disekitar. Tinggal terpisah dengan orangtua, tarulah kita kost ditempat berlainan kota atau 1 kota dengan jarak yang jauh, ini pun masih bisa diatasi dengan komunikasi via telpon atau pulang di hari Sabtu - Minggu.

Tapiiiii...... kalau sudah menyangkut 'Pernikahan', whuaa .... semedi 3 tahun di Gunung Slamet juga nggak bakal mempan kalau aku nya tidak well prepare baik dari segi mental, materi dan tanggung jawab. Mengapa ini menjadi penting bagi ku? (mari kita masuki deret sejarah berikut ini).

Aku dibesarkan dengan kedua orangtua dan 3 saudara kandung. Dari kecil aku tidak pernah hidup terpisah, masuk ke SD yang dekat sekali dengan komplek rumah, SMP pun bersebelahan tembok dengan SD. Baru SMA saja aku naik angkot 2 kali, itu pun papa sering drop aku saat berangkat. Saat kuliah ku pun, aku memilih untuk tetap pulang kerumah walaupun saat itu jarak Cipinang - Depok ditempuh dengan 2.5 jam perjalanan. Mulai naik mikrolet - kereta - metromini. Saling berhimpitan, desak-desakan, ketinggalan kereta sudah sering aku alami. Tapi toh, tidak membuatku berniat untuk kost. Berteleponan hampir setiap hari pun masih sering aku lakukan dikantor. Kalau sedang tugas luar kota sebentar saja, aku selalu telpon kerumah untuk memberi atau menerima kabar.

Mungkin hal inilah yang mempengaruhi ku untuk tidak cepat-cepat mengambil keputusan menikah. Well, bukannya aku menyalahkan bagaimana cara aku dibesarkan atau hubungan emosional keluarga ku yang cukup dekat. Tapi lebih kepada karakter yang terbentuk dalam diriku karena kedekatan dengan keluarga membuat ku enggan untuk hidup dengan oranglain sampai saat ini.

---------------
May 17, 2007

Sekilas kabar lamaran dari keluarga besar pihak pria, ku dapatkan saat kami sedang berbincang-bincang. Tanpa berpikir panjang, yang ku katakan waktu itu "aku tidak siap". Ketidaksiapan ku terkadang tanpa alasan, bathin ku cuma membisik "aku tidak siap" maka aku menuruti kata bathin ku itu. Ditambah dengan mengetahui 'pesta besar' itu direncanakan tahun ini, membuat ku benar-benar ingin lari. Aku tidak ingin memerankan sekuel "Run Away Bride" ;p dan rasanya juga tidak pantas hehehe...

yang aku tahu,

Aku mencintainya -- Sangat....

Tuesday, April 03, 2007

Sabtu itu pun kelabu

Mengapa entah, Sabtu (31 Maret) yang seharusnya aku habiskan bersama 20 teman lainnya untuk sekedar bersenang-senang di Ancol tidak aku rasakan. Aura kegembiraan tidak pernah muncul diwajah ku bahkan sampai acara berakhir!
Damn! rasanya ingin ku habiskan waktu menyepi sendiri di ujung dermaga. Entah apa yang terjadi siang itu, mungkin karna obsesi ku untuk menyatukan kaum muda tidak terjalin, aku terlalu memaksakan diri untuk membuat mereka bersatu. Kenyataannya mereka tetap berbeda & mempunyai kepentingan masing-masing.

Ada yang sibuk dengan kostumnya, ada yang selalu nyanyi bak dunia milik sendiri, ada pula yang kalap dengan snack ditangannya. Kepentingan-kepentingan itulah yang kemudian membuat kami sangat tidak nyambung! kontan 4 kubu terbentuk di Sabtu yang cerah itu.

Tak henti aku menyesali diri, rasanya pertahananku tidak sekokoh dulu. Dulu, aku sangat bersemangat untuk membuat organisasi ini besar. Dan ya! Tuhan menjawab, secara kuantitas kami bertambah besar, anggota pun lebih di dominasi oleh pekerja berbanding pelajar. Ini pula yang meningkatkan arus kas kami mengalir cukup deras. Di 4 bulan awal masa kerja ku, aku merasakan kekompakan yang luar biasa, smua rindu untuk terlibat. Susunan kepengurusan yang terbentuk pun, sangat berkompeten di bidangnya, kemudian seleksi alam terjadi, 4 orang mengundurkan diri sepihak entah kemana, tapi kami tetap berhasil dengan sisa tenaga yang ada (yah setidaknya aku merasa cukup berhasil).

Jujur, semangatku mulai patah di tahun 2006 ketika tuduhan mulai datang menyerangku. Inilah yang sulit dari pelayanan, dengan lawan jenis jika aku dekat pasti dikira aku taksir, tapi kalau tidak aku hiraukan aku yang dikira sombong. Terkadang aku tidak tahu bagaimana lagi memposisikan diriku. Apalagi aku melayani di suku yang mayoritas adalah Batak, suku yang sangat keras dan masih memegang pola "per-margaan", ibarat kata jika kita senggol abangnya, yang gempar bukan hanya keluarganya tapi bisa satu parsahutaonnya (perkumpulan marga bataknya-red). Doaku supaya Tuhan menambah jumlah kaum pria, karna dulu begitu di dominasi kaum wanita pun dijawab Nya. Tapi kemudian, ini pula yang menjadi bumerang bagi ku. Walaupun pertemanan terjalin, tapi mereka seakan menusuk ku dari belakang. Tak henti mereka selalu mengkritisi pelayanan ku. Bukan berarti aku tidak terima kritik, tapi aku selalu menegaskan lihat lah diri sendiri dulu sebelum mengkritik orang lain. Yang sangat aku sayangkan, mereka mengkritik aku di belakang, mencibir dan terus menjelekkan metode kepengurusan yang aku pimpin. Tapi ketika mereka diberi tanggung jawab, itu pun tak berhasil dibuatnya.

Juni ini aku akan mengakhiri semuanya, yah... maksimal periode ku sudah berakhir sebagai ketua (Juni 2005-Juni 2007). Aku tidak ingin lari dari tanggung jawabku, karena sebelum, aku menggantikan kepengurusan yang sangat carut marut ditinggalkan oleh ketuanya.

Tuhan aku lelah,

Rasa lelah ku bukan berarti aku mengisyaratkan menolak melayani Mu, tapi kalau bisa dan hanya atas seijin Mu. Aku benar-benar ingin mengakhiri kepengurusan ku di Juni ini dengan "senyum".

Thursday, March 15, 2007

Hingga Berakhir Nafas Ku

Malam itu, entah malam keberapa aku menghabiskan waktu. Yang aku ingat aku terbaring dalam kesakitan yang luar biasa sehabis aktivitas ku bekerja. Dada terasa begitu sesak, sesekali aku mencoba mengambil nafas dan rasanya berat sekali. Dengan badan meringkuk, mama membaluriku berbagai minyak dan obatan tradisional lain. Seminggu sebelum memang aku terserang penyakit tipus, kepadatan yang luar biasa di perusahaan media tidak memungkinkan aku untuk ijin terlalu lama. Pasti banyak yang keteteran, tak pelak HP ku pun selalu berdering pertanda panggilan dari kantor.

Tapi malam itu, aku tidak sanggup! Bahkan berdiripun aku tidak bisa. Kaki dan tangan ku menjadi sangat dingin dan kaku. Di ujung pintu aku sudah mendengar Papa mencak-mencak supaya aku segera ke Dokter. Tapi bagaimana mungkin? saat itu aku merasa begitu tak berdaya, berjalan pun aku sulit. Tak kuasa menahan sakit, aku meminta Papa untuk menggendongku keluar dari kamar dan rencananya kami akan ke Dokter.

Setengah perjalanan keluar kamar, aku minta di dudukan ke sebuah bangku merah. Perjalanan terhenti, aku tidak bisa bernapas! Seluruh badanku bahkan tidak bisa bergerak. Tangan ku masih menjulur menengadah kedepan dan tidak bisa di turunkan karna amat sangat kaku. Yang ku ingat, malam itu hanya mulut ku yang bisa bergerak! puji-pujian pun ku angkat, "Puji Tuhan.....Puji Tuhan..... Puji Tuhan....." Ya, hanya kata itu! bahkan untuk menyebut 'mama' saja yang kebetulan berdiri di depanku, aku tidak bisa.

Seluruh tetangga mendengar kejadian aneh ini, kakak dan abang iparku pun datang malam itu. Aku melihat banyak orang memandang dan mereka menangis. -- Aku merasa mau mati. Aku merasa jiwaku terangkat. Aku merasa aku melihat tubuhku dari atas. Dalam hati aku bergumam, "Ya Rab, jika Engkau ingin mengambilku, ambillah... aku tidak tahan".

Entah mengapa, tubuh yang sudah sangat beku dan tidak terasa oleh sentuhan apapun hanya bisa di sembuhkan oleh Papa. Hanya sentuhan tangan Papa yang bisa kurasakan padahal katanya semua orang melakukan pijatan atas ku. Hampir satu jam aku tidak kunjung sembuh, total malam itu hanya Papa yang bisa menolongku. Dia mulai memegang kaki dan tanganku, perlahan aku merasa hangat dan dapat digerakkan. Saat tangan dan kaki mulai bergerak, justru kepala dan mulutku mematung. Aku kembali tidak berdaya, kali ini rasa sakitnya 2 kali lebih besar. Papa memelukku, dengan tangis dia berkata "Papa sayang Desy..... Papa sayang Desy...." begitu dan seterusnya, aku mendengar berulang-ulang.

Tuhan itu maha tahu, aku belum pernah mendengar Papa berkata sangat manis kepada ku. Sehabis dia memelukku aku merasa aliran panas bergerak di sekujur tubuh, mulai dari kepala hingga ujung jari - amat terasa. Aku diberi minum, kemudian dia menggendongku kembali keluar kamar. Tak henti dia memijati kaki dan tangan ku yang ku rasa sudah mulai membaik. 2 piring bubur aku habiskan malam itu, energi ku seakan habis. Aku mulai memeluk dan memohon maaf kepada seluruh keluargaku satu persatu -- Ada dorongan dikepala yang tidak bisa ku tahan, sebuah amanat seperti berisyarat "Papa dan Adik ku laki-laki, harus berdamai" sudah 1 tahun mereka tidak saling bicara karena bentrok dengan suatu masalah. Semakin jelas ku dengar dan hal itu harus aku sampaikan. Merekapun berdamai, entah karena takut melihat aku sakit lagi atau karena mereka sudah jenuh saling diam.

Aku tidak ingin lagi berada dalam kondisi seperti malam itu tapi aku bersyukur Papa dan Adik ku berbaikan disaat yang sama.

"Hidup memang misteri dan misteri akan mencari jalannya sendiri"

Monday, March 12, 2007

Mulai - Tutup

My friend has left the organization yesterday,
Yes, i'm very sad

Yes, i'm very disappointed

Seandainya gw tau dia akan pergi
Seandainya gw sadar dia begitu berarti
Seandainya gw bisa memutar waktu
seandainya...seandainya....

Seorang teman secara resmi meninggalkan Jakarta kemarin. 8 tahun gw berorganisasi, belum pernah ada yang berpisah secara baik-baik, bersalaman dan saling menyampaikan pesan.
Dia juga memberikan beberapa hadiah kecil buat gw siang itu! sesuatu yang ngga pernah gw harapkan dia akan memberi.

1 hari setelah kepergiannya, memori pernah bersamanya terulang dan gw baru sadar betapa dia juga pernah berarti dalam memajukan organisasi. Seandainya gw tau dia akan pergi, mungkin gw akan meluangkan banyak waktu untuk dia sekedar menyampaikan luapan emosi. Seandainya gw bisa memutar waktu, mungkin gw akan lebih memperhatikan dan gak akan biarin dia dalam kesedihan. Akh... penyesalan memang selalu maju dari belakang ;-(

Gutlak ma fren,
Suatu hari kita pasti bertemu, mudah-mudahan kau sudah menjadi suami bukan istri orang lain hayayaya
Terimakasih untuk semuanya, kau telah memulai dan menutup dengan sangat baik.

Friday, March 09, 2007

23.03:37 WIB

Antara sadar & mimpi jam 23.03:37 WIB HP gw bernyit-nyit. Ternyata mata ini tidak sekuat kencangnya suara sms, hmm...paginya gw buka dan sms itu adalah kiriman salah seorang teman yg gw merasa tidak cukup dekat untuk bercurhat, tapi dia merasa gw adalah sandaran hatinya *halah*

Baca smsnya bikin gw sedikit anget. Dia bilang dia di tipu oleh saudara dan teman karibnya sendiri masalah over kredit. Setahu gw, temen gw ini mendapatkan uang perhibahan sekitar 1 jt secara dia yg pertama kali bayar DP dan kredit 4 bl berjalan sebesar 400rb each month dan antar mereka pun menyetujui perjanjian ini.

Janji tinggal janji, uang itupun tidak dia terima. Karena stress tidak tau bercerita kemana, akhirnya dia sms gw dan meminta gw untuk tidak mengatakan kepada siapapun perihal kejadian itu. Minggu ini dia akan cabut, berhenti dari pekerjaannya dan berhenti dari Jakarta.

Terus terang gw sangat mudah tersentuh dengan penderitaan orang lain *sriusss...set dah... gak percaya dia* :p. Kebenaran blum bisa gw ungkap biar bagaimanapun berita ini harus dibuktikan dari 2 arah.

Tapi satu hal yang pasti akan sangat menyedihkan

kehilangan seorang teman neither they good or bad!

Tuesday, March 06, 2007

You barking too much babe! shut up!

That night, one night on Sunday night!
scratch my head with bare hands
so smooth and i feel flying all over.

Can't keep my ego to redeemed
A thumb dancing on knees

-------
Smile, satisfaction covering
-------
Darn! he wants more!
Through the night i'll never forget

Monday, March 05, 2007

curhatan (gak) penting!

Setelah dihibahkan (meminta dgn paksa, lebih tepatnya ;p) oleh si om Arya sebuah hanging wall selepas kepergiannya dari team. Gw sangat menggilai meja kerja gw! Hampir semua pernak-pernik hasil pemberian orang atau merchandise produk terpajang disana.

Ada yg menyukai, ada juga komentar miring "meja lu dah mirip kaki lima!" bwhwhahahaha.....
Set dah... nyindir bos! bijimana donk! gw sangat menyukai kemeriahan. Tempat gw berekspresi memang cuma dibatasi oleh meja kerja, sisanya adalah milik bersama.

Tengs to Sinta, yg kemarin memberi kerajinan kayu berbentuk sapi dari Bali - I like it so much!
Gw juga gak menutup kemungkinan kok, buat temen2 yg rela dan senang hati memberi....

*ngabooorr*

Friday, March 02, 2007

Pribadi yang mengenal hati ku


"Seperti rusa yang haus rindu aliran sungai Mu
Hati ku tak tahan menunggu Mu
Bagai tanah gersang menanti datangnya hujan
Begitupun jiwaku Tuhan


Hanya Engkau pribadi yang mengenal hati
Tiada yg tersembunyi bagi Mu
Seluruh isi hati ku Kau tahu

Dan bawaku tuk lebih dekat lagi pada Mu
Tinggal dalam indahnya dekapan kasih Mu"

Tak sadar mata ku mulai berair setiap kali lagu ini dilantunkan.
Ingatanku merangkak mundur ketitik dimana aku merasa begitu kecil menerima setiap tuduhan, hinaan dan kebencian orang disekitar ku.

YA! aku terima
YA! aku maafkan
TAPI tidak akan ku lupakan

Sekarang aku tahu, Apa yang ku nilai baik, belum tentu orang menilai ku baik.
Hanya DIA yang mengenal isi hati ku.

Thursday, March 01, 2007

Nikmatnya Rasa Sakit

Jika ada yang menanyakan apa hobi ku, selain menyanyi aku gemar sekali menonton Talkshow. “Oprah Show” yang menjadi favoritku merupakan kemasan talkshow yang sangat baik dengan content yang bukan hanya sekedar hiburan tapi lebih pada pembelajaran tentang hidup dan bagaimana kita menikmati hidup itu. Dari sekian banyak cerita yang ditawarkan aku sangat tertarik tentang kisah seorang anak perempuan berumur 5 tahun di Amerika yang ditayangkan Sabtu 9 September 2006 di Metro TV. Bukan faktor umur yang menjadi ketertarikan ku melainkan karna dia terlahir dengan tidak merasakan sakit sama sekali.

Sejak bayi si kecil jarang rewel atau menangis. Penyakit bawaannya itu baru diketahui ketika dia pernah mencolok mata kirinya karna gatal dan tidak menangis kesakitan hingga menyebabkan kebutaan. Orangtuanya pun harus memberikan kacamata khusus supaya dia tidak melakukan kesalahan yang sama pada mata kanannya. Pernah suatu ketika, saat gigi si kecil tumbuh dia asyik menggigit jari tangannya hingga hancur akhirnya, sebagai pencegahan diputuskan untuk mencabut semua giginya tanpa sisa, agar dia tidak mengunyah lidahnya sendiri karna akan dianggap sebagai permen karet!

Tertarik untuk menguji kebenaran cerita ini, Oprah pun mengundang anak kecil tersebut beserta keluarga untuk tampil life di acara yang di pandunya dengan mengadakan ’tes’ kecil. Si anak ditempatkan pada sebuah kota dengan suhu dibawah 0’ F, ketika semua orang baik anak-anak maupun orang dewasa mengenakan baju dingin yang sangat tebal ternyata si anak kecil ini malah tidak mengenakan baju sama sekali. Semua orang yang melihatnya tidak percaya, ada yang kagum pada keanehan dirinya tapi ada juga yang berempati karena gadis kecil ini tidak bisa merasakan rasa sakit sama sekali.

Teman, seringkali kita menggerutu hanya karna rasa sakit yang sedikit atau menjadi dendam berkepanjangan kepada seseorang karna dia telah menyakiti hati kita atau keluarga kita. Atau mungkin sering kita bertanya-tanya mengapa Tuhan membiarkan kita tak berdaya dalam segala persoalan hidup dan harus mengalami rasa sakit.

Kita selalu menilai dengan apa yang kita rasakah terlebih dahulu tanpa mau tahu apa efek nya kemudian. Pernahkah terbersit dalam pikiran kita bahwa rasa sakit itu sebenarnya ”Nikmat”. Rasa sakit atau kecewa yang kita rasakan hanya terasa berat pada awalnya saja, tapi lama-lama kita akan menikmati hasilnya. Mengapa demikian, karna Tuhan jelas mengatakan bahwa setiap rasa sakit yang timbul akibat pencobaan membuat kita menjadi kuat. Jangan pernah menyesal bertemu seseorang yang salah, karna akhirnya engkau bisa menilai bahwa setiap orang itu mempunyai tujuan hidup yang berbeda-beda. Banyak yang menjalani hidupnya dengan kebaikan tapi tidak sedikit juga yang menyia-nyiakan hidupnya dengan kesesatan.

Percayalah teman, Allah tidak pernah gagal menentukan apa yang terbaik bagi hidup kita. Jangan merasa sedih karna rasa sakit, jangan merasa malu dengan keterbatasan, nikmatilah! Karna Allah menciptakan kita dengan penuh keistimewaan dan dengan berbagai kelebihan. Jesus bless =)

*published on Fellowship GPC Feb'07*

Wednesday, February 28, 2007

Sibuk Ngutak-atik

Damn!!!

Bolak-balik revisi tampilan blog, malah bikin gw tambah bingung!
alhasil, display tak kunjung menarik ditambah dengan lupa username and password.
Jadilah, BLOG yg dikelola orang rada goBLOG ini ;-p tak pernah ter-update sekian lama.

What should i post? gimana kalo rekapan jurnal gw terakhir *yuuuu*


Akhir tahun ditutup manis dgn acara dinner bareng NGI di Sarang Oci. Orang bilang 'gambar bercerita lebih banyak' -- mending gw kasih liat putu nya aja yee... secara gw gak jago nulis *ngelesshhh*
Let's named from left 2 right
Standup: -Lambok-Adi-Daus-Joice-Fauzan-DezZ-Pohon Natal (bukan orang :) -Bayu-Reynold
Down: -Fredy-Didi-Tantyo (ma big bos)

shoutbox taken Dec 28'06


LANJOOTTT.........

Februari 2, gw resmi menjadi salah satu karyawan tetap di Perusahaan Media ternama, atleast perjuangan gw ngga sia-sia. Praise Lord, 4th penantian yg sangat panjang untuk sebuah pengakuan -- setidaknya itu menurut gw. Setelah berpindah ke berbagai unit di Grup yg sama, akhirnya ada juga yg mo nampung ;-p. Being a part of NGI Team such a bless for me -- bukan maksud promosi or banggain tim sendiri. But it's true! ini kenyataan yg tidak gw rekayasa. Bekerja dalam 1 lingkungan yg punya motivasi, itikad dan tujuan yg kurang lebih sama pula sangatlah menyenangkan. Jam kerja yg fleksibel dan sumber daya manusia yg sesuai dengan kapasitas mempermudah pekerjaan gw dalam berbagai hal.


WITH ROMANCE

Hmm,,,, I never made it! gw tidak terlalu pandai bercinta! atau setidaknya merasakan cinta yg bergelora di hati. Ma fren said, gw memang tidak bisa mencintai! tapi kalo versi gw, itu karna gw blum menemukan soulmate -- seandainya figur soulmate itu memang beneran ada--. Hubungan gw dgn Mr.F juga selalu mengalami pasang surut, luckly ini relationship gw yg terlama April 15 nanti gw resmi 1 th. Karakter dia yg selalu mempertahankan dan bertahan mungkin menjadi kunci lamanya hubungan kita berdua. Seandainya dia bukan tipe orang yg steady, mungkin kita gak akan pernah berhasil.

Well ma fren,

Otak gw dah mentok, mungkin kita sambung lain waktu!

*teteupp....jgn lupa kasih komen* ;p